Jakarta – Peneliti menemukan paus bungkuk (Megaptera novaeangliae) bisa melahirkan sambil bermigrasi. Padahal, migrasi menghabiskan energi. Sementara itu, lahir di ‘tengah jalan’ membuat bayi paus bungkuk rentan dimakan predator.
Dilaporkan melalui artikel ilmiah bertajuk “Humpback whales (Megaptera novaeangliae) continue migration after giving birth in temperate waters in Australia and New Zealand” dalam jurnal Frontiers in Marine Science Volume 12 – 2025 terbit 20 Mei 2025 , ada lebih dari 200 bayi paus baru lahir yang tercatat di area studi di Australia dan Selandia Baru pada sebuah migrasi.
Jarak lokasi kelahirannya sekitar 1300-1.500 km lebih selatan dari batas selatan area paus bungkuk melahirkan sebelumnya di kawasan Australasia.
Jakarta – Peneliti menemukan paus bungkuk (Megaptera novaeangliae) bisa melahirkan sambil bermigrasi. Padahal, migrasi menghabiskan energi. Sementara itu, lahir di ‘tengah jalan’ membuat bayi paus bungkuk rentan dimakan predator.
Dilaporkan melalui artikel ilmiah bertajuk “Humpback whales (Megaptera novaeangliae) continue migration after giving birth in temperate waters in Australia and New Zealand” dalam jurnal Frontiers in Marine Science Volume 12 – 2025 terbit 20 Mei 2025 , ada lebih dari 200 bayi paus baru lahir yang tercatat di area studi di Australia dan Selandia Baru pada sebuah migrasi.
Jarak lokasi kelahirannya sekitar 1300-1.500 km lebih selatan dari batas selatan area paus bungkuk melahirkan sebelumnya di kawasan Australasia.
Setelah momen melahirkan, induk paus bungkuk dan bayinya tidak berhenti bermigrasi. Mereka terus berenang ke arah utara menuju Australia Timur dan Selandia Baru.
Peneliti dan penulis utama studi, Dr Tracey Rogers dari University of New South Wales dan rekan-rekan belum mengetahui sebab paus bungkuk melahirkan sambil bermigrasi. Mereka mendapati sejumlah bayi paus bungkuk yang langsung berenang jauh berhari-hari itu dalam keadaan terluka.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, peneliti menekankan perlu ada perlindungan bagi bayi-bayi ini dan induknya di kawasan lintasan migrasi mereka.
“Ratusan anak paus bungkuk lahir di luar tempat berkembang biak yang sudah ada. Melahirkan di sepanjang ‘jalan raya paus bungkuk’ berarti anak paus yang rentan ini, yang belum menjadi perenang yang kuat, harus berenang jauh lebih awal daripada jika mereka lahir di tempat perkembangbiakannya,” kata Rogers, dikutip dari laman Frontiers.
Baca juga:
Paus Itu Ikan atau Bukan? Ini Faktanya
Migrasi Paus Bungkuk dan Melahirkan
Paus bungkuk merupakan spesies yang melakukan migrasi tahunan. Paus ini pindah ke habitat musim panas di lintang tinggi dan habitat musim dingin di lintang rendah. Jarak migrasi tahunan dari musim panas ke musim dingin ini mencapai ribuan kilometer.
Biasanya, paus bungkuk betina yang sedang hamil akan migrasi ke daerah tropis di lintang rendah untuk melahirkan. Migrasi juga membutuhkan banyak energi.
Karena itu, peneliti sebelumnya meyakini paus bungkuk harus sampai dulu di daerah pembiakan di kawasan tropis untuk melahirkan. Namun, mereka kini menemukan paus bungkuk melahirkan sebelum tiba di daerah pembiakan.
Sebagian besar pengamatan anak paus hidup dicatat sejak 2016 dan seterusnya. Dua pertiga dari total pengamatan dilakukan pada 2023 dan 2024.
Peneliti menjelaskan, bayi-bayi paus bungkuk ini tidak semestinya langsung berenang jauh sesaat setelah lahir. Namun, bayi paus bungkuk yang lahir di perairan Tasmania, Australia pada lintang 43 LS harus berenang setidaknya 2.300 km selama beberapa minggu di tahap paling rentan dalam pertumbuhannya. Bayi paus tersebut melintasi perairan dekat pusat perkotaan besar dan jalur pelayaran di lepas pantai tenggara Australia.
Baik di Australia maupun Selandia Baru, orang dilarang mengganggu atau mendekati induk paus bungkuk dan anak-anaknya. Namun, peneliti khawatir orang tidak mematuhi aturan karena kurang awareness, terutama di perairan daerah wisata dan komersil yang banyak perahu rekreasi dan usaha.
Sementara itu, populasi paus bungkuk di Australia Timur nyaris punah, diperkirakan tinggal sekitar 30.000-50.000 ekor. Untuk melindunginya anak paus bungkuk dan induknya dari kepunahan, peneliti menyarankan perluasan kawasan lindung, kampanye perlindungan paus bungkuk, dan penelitian lebih lanjut tentang habitat paus bungkuk saat bermigrasi.